layaknya angin, tak
dapat kau lihat aku
selamanya tetap
maya
kau pun begitu,
selamanya hanya
ada dalam lembaran buku usang
sampai rinduku
meradang
katakan saja beribu perasaanmu
semuanya hanya
menjadi ungkapan
melahirkan fatamorgana
yang sesungguhnya menyakitkan
karena aku
selamanya takkan jadi nyata
takdirmu hanya untuk mengisi lembar-lembar kertas
membantu tinta
meneteskan pikirannya atas kau
mengenai
perasaanmu,
apa yang bisa kau
pertanggungjawabkan
sedang aku tak
berwujud
perasaanmu baru
sekadar menerawang
namun tinta yang
menetes kemarin adalah nyata
Kelak jika kau
mengetahui wujudku apakah tetap sama perasaanmu?
Bandung, 18 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar