catatan-catatan kecil tentang pengetahuan dan perasaan...

Rabu, 25 April 2012

Pada Akhirnya...


Kali ini aku rasa aku benar-benar akan membiarkannya pergi. Perasaanku sudah tak boleh lagi egois, sudah tak boleh lagi memaksakan yang tidak seharusnya dipaksakan. Ya, sudah cukup, aku akan membiarkannya pergi.
          Beginilah harusnya caraku mencintainya, cukup seperti ini saja. Tidak membiarkannya memilih, tidak membiarkannya menghadapi masalah yang bersumber dariku dengan kekasihnya lagi, mungkin begitulah Tuhan memintaku agar aku mencintainya dengan cara yang demikian. Pada akhirnya, aku akan mencintainya dengan cara pergi sejauh mungkin dari kehidupannya.
Sudah menjadi pasti di kehidupan, bahwa tidak semua harapan harus menjadi kenyataan, karena harapan yang baik menurut kita belum tentu baik pula di mata Tuhan. Dari situ aku mengerti, mungkin menghentikan semua harapan yang berhubungan dengannya adalah jalan terbaik. Tanpa ada lagi rasa sakit, tanpa ada lagi rasa takut bahwa suatu saat dia tidak akan bersamaku, itu membuatku lebih tenang, dan akan lebih baik karena bagiku harapan-harapan kemarin itu rasanya sangat menyakitkan. Hari ini tidak seperti dulu, ketika dia tidak dalam keadaan seperti ini, harapan tentangnya dulu harus ku kubur dalam-dalam, bila perlu sampai aku lupa pernah berharap banyak tentangnya pada Tuhan.
Entah, mungkin perlu proses yang lama untuk kembali hidup normal seperti dulu, kembali hidup tanpa ada bayang-bayangnya, hidup seperti 4 bulan yang lalu ketika Tuhan belum menghadirkannya kembali dalam kehidupanku. Tapi sebetulnya aku sudah lupa seperti apa hidupku 4 bulan yang lalu sebelum dia hadir, aku sungguh lupa. Banyak luka yang telah dia hapus ketika itu, banyak senyum yang dia ciptakan selama itu. Aku lupa, seperti apa hidupku sebelum ada dia.
Dengan dia aku selalu lupa, lupa siapa aku, dan lupa posisiku. Aku harus sadar bahwa aku bukan siapa-siapa bagi hidupnya. Aku hanya sebagian potongan masa lalu yang tak perlu dipertahankan. Ini mungkin jalan yang harus ditempuh untuk bahagianya dan bahagiaku.
Cukup, kali ini aku akan membiarkannya pergi. Bukan karena aku yang menginginkannya pergi, melainkan inilah yang harus dipilih.
Aku mencintainya cukup dengan cara seperti ini.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar