Kali ini aku rasa
aku benar-benar akan membiarkannya pergi. Perasaanku sudah tak boleh lagi
egois, sudah tak boleh lagi memaksakan yang tidak seharusnya dipaksakan. Ya, sudah
cukup, aku akan membiarkannya pergi.
Beginilah harusnya caraku
mencintainya, cukup seperti ini saja. Tidak membiarkannya memilih, tidak
membiarkannya menghadapi masalah yang bersumber dariku dengan kekasihnya lagi,
mungkin begitulah Tuhan memintaku agar aku mencintainya dengan cara yang
demikian. Pada akhirnya, aku akan mencintainya dengan cara pergi sejauh mungkin
dari kehidupannya.
Sudah menjadi pasti
di kehidupan, bahwa tidak semua harapan harus menjadi kenyataan, karena harapan
yang baik menurut kita belum tentu baik pula di mata Tuhan. Dari situ aku
mengerti, mungkin menghentikan semua harapan yang berhubungan dengannya adalah
jalan terbaik. Tanpa ada lagi rasa sakit, tanpa ada lagi rasa takut bahwa suatu
saat dia tidak akan bersamaku, itu membuatku lebih tenang, dan akan lebih baik
karena bagiku harapan-harapan kemarin itu rasanya sangat menyakitkan. Hari ini
tidak seperti dulu, ketika dia tidak dalam keadaan seperti ini, harapan
tentangnya dulu harus ku kubur dalam-dalam, bila perlu sampai aku lupa pernah
berharap banyak tentangnya pada Tuhan.
Entah, mungkin perlu
proses yang lama untuk kembali hidup normal seperti dulu, kembali hidup tanpa
ada bayang-bayangnya, hidup seperti 4 bulan yang lalu ketika Tuhan belum
menghadirkannya kembali dalam kehidupanku. Tapi sebetulnya aku sudah lupa
seperti apa hidupku 4 bulan yang lalu sebelum dia hadir, aku sungguh lupa. Banyak
luka yang telah dia hapus ketika itu, banyak senyum yang dia ciptakan selama
itu. Aku lupa, seperti apa hidupku sebelum ada dia.
Dengan dia aku
selalu lupa, lupa siapa aku, dan lupa posisiku. Aku harus sadar bahwa aku bukan
siapa-siapa bagi hidupnya. Aku hanya sebagian potongan masa lalu yang tak perlu
dipertahankan. Ini mungkin jalan yang harus ditempuh untuk bahagianya dan
bahagiaku.
Cukup, kali ini aku
akan membiarkannya pergi. Bukan karena aku yang menginginkannya pergi,
melainkan inilah yang harus dipilih.
Aku mencintainya
cukup dengan cara seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar